Menyukai angka 12
Sigit seorang cowok yang
ganteng, putih, cakep, bertubuh
kekar, atletis, pinter, berbibir
mekar. Ia penganut aliran
kepercayaan 12. Baginya tak ada
sesuatu yang istimewa kalau tak
di kaitkan angka tersebut. Maka
menjelang 12 Desember, ia
mencoba mencari pacar.
Persyaratannya adalah : "Calon
pendampingnya itu mesti
berhubungan dengan angka 12.
Misalnya : jumlah huruf dalam
nama si cewek harus 12 huruf,
jumlah calon ditetapkan pun
mesti 12 orang, rata-rata
rambutnya 12 centimeter di
bawah pundak, nomer
rumahnya harus bernomor 12,
tanggal lahirnya juga tanggal
12, dan sebagainya yang
pokoknya semua harus ada
hubungannya dengan angka
12."
Dari keempat belas cewek
tersebut terpilihlah Munah. Sigit
memang belum pernah ketemu
Munah, tapi ia merasa cocok
dengan cewek itu, karena di
surat lamarannya Munah
mengaku bernama Munah
Romunah (12 huruf), hobinya
surat menyurat, setiap surat di
tulis 12 baris kalimat, tiap
kalimat 12 kata. Munah
mengaku berkaca mata minus
12, memakai bra nomer 12,
celana dalam nomer 12, Munah
mengaku anak ke 12 dari 12
bersaudara, lahir tanggal 12
bulan ke 12.
Suatu hari, Sigit dan Munah
berjanji untuk bertemu. Hari itu
pas tanggal 12, untuk pertama
kalinya mereka bertemu.
"Assalammualaikum..." Sapa
suara di luar rumah. Lembut tapi
sensual.
Sigit buru-buru membuka pintu.
Dia celingukan kebingungan.
"Assalammualaikum..." suara itu
terdengar lagi. Sigit makin
celingukan. Mencari ke mana-
mana.
"Hei, aku di sini!"
Sigit menoleh : "Busyet!"
Ternyata Munah diantar oleh 12
orang pacarnya.
0 Response to "Menyukai angka 12"
Post a Comment